Dampak Penggunaan Zat Adiktif Bagi Kesehatan

DAMPAK PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF BAGI KESEHATAN
DAMPAK PENGGUNAAN ZAT 
ADIKTIF BAGI KESEHATAN 

Image

Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug dependence). Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat atau obat yang berasal dari tanaman) atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Jenis zat adiktif yaitu :
Zat adiktif memiliki beberapa dampak penggunaan oleh manusia yang dapat dibagi menjadi 3,yaitu dampak kesehatan,dampak sosial,dan dampak ekonomi.
Dampak kesehatan yaitu sebagai berikut; 

Hasil gambar untuk dampak penggunaan zat adiktifHasil gambar untuk dampak penggunaan zat adiktifHasil gambar untuk dampak penggunaan zat adiktif bagi kesehatan

Dampak kesehatan akibat penggunaan zat adiktif dan psikotropika.
1.        Mengurangi kemampuan darah dalam menyimpan oksigen karena zat         ini mengandung racun yang berbahaya.
2.        Mengakibatkan kanker.
3.        Menyebabkan kesulitan dalam bernapas.
4.        Penurunan daya ingat.
5.        kerusakan hati/kanker hati.
6.        menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation).
7.        Menimbulkan semangat.
8.        Merasa waktu berjalan lambat.
9.        Pusing,kehilangan keseimbangan tubuh/ mabuk.
10.    Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.
11.    Menimbulkan euphoria.
12.    Mual,muntah,sulit buang air besar.
13.    Kebingungan (konfusi).
14.    Berkeringat.
15.    Pingsan dan jantung berdebar-debar.
16.    Gelisah dan berubah suasana hati.
17.    Denyut nadi melambat.
18.    Tekana darah menurun.
19.    Otot-otot menjadi lemah.
20.    Pupil mengecil dan gangguan penglihatan.
21.    Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
22.    Banyak bicara.
23.    Gangguan kebiasaan tidur..
24.    Gigi rapuh,gusi menyusut karena kekurangan kalsium.
25.    Tekanan darah meningkat.

sumber : http://sofiachyn27.blogspot.com/2017/10/dampak-penggunaan-zat-adiktif-bagi.html

Jenis-Jenis Zat Adiktif

Jenis-jenis Zat Adiktif

Pengertian Zat Adiktif

Zat adiktif adalah zat tambahan yang biasanya terdapat pada makanan, minuman, maupun obat–obatan. Pemakaian zat adiktif yang secara terus menerus akan menyebabkan adiksi atau ketagihan.
Artinya, jika belum mengonsumsi bahan jenis ini maka perasaan aneh pada tubuh kita akan terjadi, seolah–olah ada sesuatu yang hilang. Perasaan demikian ditandai dengan gejala–gejala ringan, seperti mengantuk atau sakit kepala, tetapi dapat juga mengalami gangguan berat, misalnya seluruh tubuh terasa sakit atau pikiran menjadi kacau.

Macam-macam Zat Adiktif

Zat adiktif yang akan dibahas di sini adalah zat yang menyebabkan adiksi ringan. Efek adiksinya disebut efek habituasi, yaitu efek adiksi karena kebiasaan. Contohnya, kopi, teh, rokok, dan alkohol.

a. Kopi dan teh

Kopi mengandung kafein yang dapat menimbulkan rangsangan terhadap susunan saraf pusat (otak), sistem pernapasan, sistem pembuluh darah, dan janin. Jika minum kopi sebanyak 1 sampai 2 cangkir, tubuh terasa segar, bergairah, daya pikir lebih cepat, tidak mudah lelah ataupun mengantuk.
Efek ini menyebabkan orang sulit terlepas dari kebiasaan minum kopi. Pemakaian kafein secara berlebihan dapat menyebabkan luka pada lambung, kerusakan jantung, dan tekanan darah tinggi.
Selain kopi, teh juga mengandung kafein yang dapat mengakibatkan peningkatan kerja sistem saraf dan metabolisme dasar sehingga orang–orang yang mengalami hal semacam ini akan terasa gelisah dan sulit tidur (insomnia).
Pengertian Zat Adiktif dan Macam-macam Jenis Zat Adiktif beserta Contohnya
Gambar: Kopi

Penemuan Kopi

Tidak ada fakta yang kuat mengenai penemuan biji kopi. Akan tetapi, sejarah membuktikan pemanfaatan kopi sejak delapan abad sebelum Masehi. Suku Galla dari Habsyi (Etiopia) memakan kopi di dalam lemak hewan sebagai satu-satunya sumber gizi selama dalam kafilah.
Al Mukkah (Moccha) di laut merah, satu-satunya pelabuhan ekspor kopi dunia selama seribu tahun. Penyebaran kopi dimulai secara ilegal karena membawa tumbuhan kopi ke luar negara muslim dilarang oleh pemerintahan Islam saat itu.
Orang Belanda mencuri bibit kopi dari pelabuhan Moccha ke Sumatra dengan cara menempelkannya ke perut mereka, itu tanda babak Tanam Paksa Kopi di bawah kolonial dimulai. Perang sipil banyak meletus di Amerika Tengah akibat kebijakan kopi yang mematikan sumber ekonomi rakyat.
Di Jepang tidak ada yang namanya kopi ataupun coffee. Penemu kopi instan adalah seorang peneliti Jepang di Chicago, Satori Kato. Ueshima Coffee Company (UCC), sebuah perusahaan pelopor pengalengan kopi siap minum yang kini dijual umum .

b. Rokok

Rokok berasal dari daun tembakau yang dikeringkan, mengandung nikotin dan tar. Pada saat seseorang menyalakan rokok akan dihasilkan gas CO, nikotin, dan tar yang berbahaya bagi si perokok itu sendiri dan orang sekitanrya sehingga akan menimbulkan bahaya primer dan bahaya sekunder.
Bahaya primer, yaitu bahaya yang mengancam perokok itu sendiri. Perokok menghisap asap rokok, kemudian mengeluarkannya kembali, tetapi pada saat dikeluarkan tidak semua asap rokok keluar melainkan ada yang terhisap masuk ke dalam tubuh.
Bahaya sekunder, yaitu bahaya untuk orang lain yang berada di sekitar perokok. Rokok yang terus menyala akan terus mengeluarkan asap yang secara tidak sengaja akan terhirup oleh orang–orang yang berada di sekitar perokok tersebut.

c. Alkohol

Alkohol sering disebut grain alkohol yang merupakan senyawa kimia dengan rumus molekul C2H5OH atau etanol. Sifat fisik bahan ini adalah bening, tidak berwarna, mudah menguap, dan dapat larut dalam air.
Alkohol dapat diperoleh dengan cara fermentasi (peragian) oleh mikroorganisme ragi terhadap gula, sari buah, biji-bijian, madu, umbi-umbian, dan bahkan getah kaktus.
Penggolongan jenis alkohol berdasarkan persentase etanol dalam suatu larutan. Misalnya, pada minuman ringan (soft drink) mengandung 4% etanol, bir mengandung 7%, anggur mengandung 12%, champagne mengandung 15%, brandy mengandung 40%, dan whiskey mengandung 60% etanol.
Alkohol termasuk stimulan sekaligus depresan. Pada penggunaan dengan jumlah tertentu, alkohol akan merangsang seseorang menjadi sangat bersemangat, lebih berani, menghilangkan rasa letih, dan merasa lebih bebas. Akibatnya, tingkah laku pengguna alkohol menjadi tidak terkendali, seenaknya, berbicara sendiri dan bertindak dengan bebas.
Penggunaan alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan depresan, yaitu memperlambat kegiatan tubuh, otot menjadi kendur, lemas, loyo, mengantuk, dan akhirnya tertidur di mana saja tanpa sadar, bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Alkohol juga dapat menimbulkan kecanduan atau ketagihan (adiksi). Pada saat tertentu, tubuh akan meminta untuk mengonsumsi alkohol lagi, yaitu ditandai dengan munculnya gejala-gejala sakit pada bagian-bagian tubuh tertentu. Hal ini menyebabkan pemakaian dilakukan terus menerus. Tentu saja, hal itu akan mengakibatkan kerusakan fisik dan psikis yang semakin parah.
Penyakit yang sering timbul pada seorang alcoholic (pecandu minuman beralkohol), yaitu kanker hati (sirosis hati); peradangan selaput lendir lambung; kanker mulut, tenggorokan dan esofagus; penurunan daya tahan terhadap penyakit; mengurangi nafsu makan; merusak otak dan sistem syaraf.

Pemanfaatan Alkohol dalam Dunia Medis

William Thomas Green Morton lahir di Cahrlton, Massachusetts, 1819. Pada saat muda, dia belajar pada jurusan pembedahan gigi akademi Baltomore. Tahun 1842, dia tetap membuka praktek dokter gigi. Pada tahun 1842 dan 1843, dia bekerja sama dengan Horace Wells.
Pada tanggal 30 September 1846, Morton mencoba penggunaan eter pada seorang pasien untuk membius dan mencabut giginya. Peristiwa tersebut berhasil. Kemudian, 16 Oktober 1846, Morton membius seorang pasien yang akan melakukan operasi tumor leher.
Dengan disaksikan sejumlah dokter dan mahasiswa kedokteran, pembiusan tersebut berhasil dengan sukses. Persitiwa tersebut merupakan peristiwa yang sangat penting bagi bidang kedokteran.
Sumber:http://www.berpendidikan.com/2015/12/pengertian-zat-adiktif-dan-macam-macam-jenis-zat-adiktif-beserta-contohnya.html


Jenis-jenis Zat Adiktif dan Psikotropika serta Dampaknya terhadap Tubuh
Zat adiktif dan psikotropika dapat digolongkan dalam tiga macam sesuai dengan efek yang ditimbulkan.
  • Stimulan: berefek merangsang sistem syaraf pusat untuk mempercepat proses yang terjadi di dalam tubuh. Contohnya: kafein, kokain, ektasi, dan amfetamin.
  • Depresan: berefek menghambat kerja  kerja sistem syaraf,sehingga menurunkan kesadaran terhadap dunia luar Contoh: alkohol, barbiturat, valium.
  • Halusinogen:  berefek halusinasi (khayalan). Contoh: LSA dan LSD.
Kedua jenis zat adiktif dan psikotropika tersebut sama-sama berbahaya, karena menimbulkan efek psikis maupun efek fisik bagi pemakaianya.
Beberapa zat adiktif dan zat psikotropika serta dampaknya terhadap tubuh kita.
1.  Rokok
Rokok terbuat dari daun tembakau, dimana daun ini mempunyai senyawa psikoaktif yang dapat menimbulkan kecanduan pemakainya, yaitu nikotin.
Efek negatif dari rokok antara lain:
  • Karbonmonoksida (CO), beracun dan mengurangi kemampuan darah dalam mengikat oksigen,
  • Arsenik, bersifat racun bagi tubuh
  • Tar pemicu tumbuhnya sel-sel kanker (karsinogenik)
  • Nikotin menyebabkan rileks dan kecanduan
(Lihat juga : Kandungan zat berbahaya pada rokok)
2.  Akohol
Alkohol di buat dari proses fermentasi atau peragian dari berbagai jenis bahan yang mengandung gula, misalnya anggur, apel, beras, dan gandum.
Berdasakan kadarnya, alkohol digolongkan dalam tiga golongan, yaitu Golongan A, Golongan B, dan Golongan C.  Alkohol Golongan A jika kadar alkoholnya 1-5%, misalnya bir. Alkohol Golongan B apabila kadar alkoholnya 5-20%, misalnya anggur. Sedangkan alkohol Golongan C, jika kadar alkoholnya 20-50%, misalnya vodka.
Alkohol mempunyai pengaruh pada aktivitas susunan saraf pusat, yaitu menghambat kerja sistem syaraf (bersifat depresan). Alkohol juga menyebabkan ketergantungan, penurunan daya ingat, halusinasi, dan bahkan menimbulkan kerusakan hati.
3.  Opium (candu)
Opium merupakan golongan narkotika alami yang digunakan dengan cara di isap atau istilahnya inhalasi.

Jenis-jenis Zat Adiktif dan Psikotropika serta Dampaknya terhadap Tubuh
Tanaman opium

Efek psikis yang dirasakan ketika mengkonsumsi zat ini adalah menimbulkan kesibukan (rushing sensation), menimbulkan semangat(bersifat stimulan), pusing, merasa waktu berjalan lambat, dan hilang keseimbangan.
Sedangkan efek fisiknya adalah muncul masalah kulit disekitar mulut dan hidung.
4.   Morfin
Morfin merupakan zat adiktif yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara kimia. Pada Uumumnya candu mengandung 10% morfin. Jika candu dikonsumsi dengan cara dihirup, maka cara pemakainmorfin dengan disuntik dibawah kulit, kedalam otot atau pembuluh darah.
Hal yang dirasakan ketika mengkonsumsi zat ini adalah menimbulkan ueforia (gembira yang berlebihan), mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi). Pemakai morfin juga akan mudah kebingungan (konfusi), berkeringat, dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar, gelisah. Efek fisik yang tampak adalah mulut kering dan warna muka berubah.
5.   Heroin atau Putau
Heroin adalah zat adiktif penghilang rasa sakit yang diproses secara kimia dari morfin. Zat ini sangat mudah menembus otak sehingga bereaksi lebih kuat dari pada morfin. Umumnya digunakan dengan cara di suntik atau di hisap.
Hal yang dirasakan ketika mengkonsumsi zat jenis ini adalah denyut nadi melambat, tekanan darah menurun, otot-otot menjadi lemas atau relaks, diafragma mata (pupil) mengecil (pint point). Efek lain yang ditimbulkan dari heroain adalah hilangnya kepercayaan diri, membentuk dunia sendiri (dissosial), tidak bersahabat
Efek samping pemakaian heroin, yaitu timbul kesulitan dorongan seksual, kesulitan membuang hajat besar, jantung berdebar debar, kemerahan dan gatal disekitar hidung, timbul gangguan kebiasaan tidur.
6. Ganja
Ganja adalah zat adiktif yang diperoleh dari tumbuhan bernama kanabis yang dikeringkan. Cara pengunaan ganja dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan mengunakan pipa rokok.
Hal yang di rasakan ketika mengkonsumsi zat ini adalah denyut jantung atau nadi lebih cepat, mulut dan tenggorokan kering, merasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira, sulit mengigat suatu kejadian.

Jenis-jenis Zat Adiktif dan Psikotropika serta Dampaknya terhadap Tubuh
Tanaman kanabis
Jika sudah kecanduan dan pemakaian dihentikan, maka pecandu akan mengalami sakit kepala, mual yang berkepanjangan, rasa letih berlebihan, gangguan kebiasaan tidur, sensitif dan gelisah, berkeringat, berfantasi, serta selera makan bertambah.
6.   Kokain
Kokain adalah alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan.

Jenis-jenis Zat Adiktif dan Psikotropika serta Dampaknya terhadap Tubuh
Tanaman koka
Kokain mempunyai dua bentuk, yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan kokain basa (free base). Efek psikis dan fisik yang di rasakan ketika mengkonsumsi zat ini adalah menimbulkan kegembiraan yang berlebihan (ekstasi), hasutan (agitasi), gelisah, timbul masalah kulit, kejang-kejang, sulit bernapas, sering mengeluarkan dahak atau lendir.
Merokok kokain dapat merusak paru-paru (enfisema), memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan, paranoid, ganguan penglihatan (snow light), dan kebinggungan (konfusi)
7.  LSD (Lysergic Acid)
LSD termasuk sebagai golongan halusinogen (membuat khayalan), berbentuk kertas. Cara mengunakannya adalah dengan meletakan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit  dan berakhir setelah 8-12 jam kemudian.
Hal yang di rasakan ketika mengkosumsi zat jenis ini adalah timbul rasa yang di sebut tripping, yaitu seperti halusinasi tempat, timbul obsesi terhadap yang di rasakan dan ingin hanyut di dalamnya, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, diafragma mata melebar dan demam, disorientasi, dan depresi.
8.   Amfetamin
Amfetamin berbentuk pil. Terdapat dua jenis amfetamin, yaitu ekstasi /ineks dan  shabu. Efek yang dirasakan saat mengkonsumsi zat ini adalah jantung terasa sangat berdebar-debar (heart thumps), demam, tidak bisa tidur, merasa sangat gembira (ueforia), menimbulkan hasutan (agitasi), banyak bicara (talkativenees).
Pecandu amfetamin menjadi lebih agresif, kehilangan nafsu makan, mulut kering dan merasa haus, berkeringat, tekanan darah meningkat, mual dan merasa sakit, sakit kepala, gemetar (tremor), timbul rasa letih, takut dan depresi.
Dalam beberapa hari, penderita akan mengalami gigi rapuh, gusi menyusut karena kekurangan kalsium.
9.  Sedatif-Hipnotik (Benzodiazepin/BDZ)
Cara pemakaian BDZ dapat di minum, disuntik ke pembuluh darah (intravena), dan melalui dubur. Hal yang dirasakan ketika mengkonsumsi zat ini adalah akan mengurangi pengendalian diri dan pengambilan keputusan, menjadi acuh tak acuh atau tidak peduli.
Apabila disuntikan ke tubuh, akan menambah resiko terinfeksi HIV/AIDS dan hepatitis B dan C sebagai akibat pemakain jarum bersama. Keadaan penguna pemakai obat ini adalah terjadi gangguan konsentrasi dan ketrampilan berkepanjangan. menujukkan kebingungan, tampak bahagia dan santai, bicara sambil menelan (slurred speech), dan gangguan keseimbangan.
Sumber:https://www.amongguru.com/jenis-jenis-zat-adiktif-dan-psikotropika-serta-dampaknya-terhadap-tubuh/

Zat Aditif Pengemulsi

MACAM-MACAM ZAT ADITIF ( PENGEMULSI)


MACAM-MACAM ZAT ADITIF ( PENGEMULSI)




zat aditif - pengemulsi 




  • Pengemulsi (emulsifier)
Emulsifier adalah zat yang dapat mempertahankan dispersi lemak dalam air dan sebaliknya. Pada mayonaise bila tidak ada emulsifier, maka lemak akan terpisah dari airnya. Contoh emulsifier yaitu lesitin pada kuning telur, gom arab dan gliserin.
Selain itu terdapat pula macam-macam bahan tambahan makanan, seperti:
  1. antioksidan, seperti butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT), tokoferol (vitamin E)
  2. pengikat logam
  3. pemutih, seperti hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, natrium hipoklorit
  4. pengatur keasaman, seperti aluminium amonium/kalium/natrium sulfat, asam laktat
  5. zat gizi
  6. anti gumpal, seperti aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, magnesium oksida
Hasil gambar untuk zat aditif pengemulsi lengkap

sumber : http://salzabila3009.blogspot.com/2017/10/macam-macam-zat-aditif-pengemulsi.html

Zat Aditif Pengental

ZAT ADITIF (PENGENtAL)
ZAT ADITIF 

Hasil gambar untuk zat aditif pemanis

Zat aditif adalah zat yang biasa ditambahkan kedalam suatu jenis makanan atau minuman, sehingga makanan atau minuman tersebut lebih menarik. Umumnya, zat aditif tidak memiliki nilai gizi. Zat ini berfungsi untuk mengawetkan makanan, menambah rasa dan aroma, dan mempermudah proses pembuatan makanan ataupun minuman.
Pada zaman dulu, teknik pengolahan makanan hanya menggunakan bahan-bahan alami, seperti kunyit, cabe, gula, pandan, dsb. Karena manusia tidak hanya puas dengan bahan alami dalam memenuhi kebutuhan dan peningkatan kualitas hidupnya, maka dibuatlah bahan sintesis.
Zat aditif sintesis aman dikonsumsi selama masih dalam ambang batas aman penggunaannya. Batas penggunaan bahan makanan ini, diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/Menkes/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan, berdasarkan ADI (Acceptable Daily Intake), yaitu tidak menimbulkan bahaya jika dikonsumsi oleh manusia dengan dasar perhitungan yaitu perkilogram berat badan.



PENGENTAL 
Hasil gambar untuk zat adiktif gelatin utuk pengental
GELATIN
Hasil gambar untuk Pati ·        Gelatin ·        Gum (agar, alginat, karagenan)
 GUM
Zat pengental dan pengemulsi. Pengental digunakan untuk menstabilkan, mengentalkan, dan merekatkan makanan yang mengandung komponen air sehingga membentuk kekentalan tertentu. Contoh zat aditif pengental adalah gelatin, pati, dan gum. Sedangkan pengemulsi digunakan untuk mempertahankan dispersi lemak pada air atau sebaliknya.
Lesitin dan gliserin adalah dua contoh zat pengemulsi. Bahan tambahan pangan ini berguna untuk menstabilkan atau mengentalkan makanan yang dicampur dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu.Termasuk dalam kelompok ini yang diizinkan oleh Permenkes adalah:


Contoh pengental
·        Pati
·        Gelatin
·        Gum (agar, alginat, karagenan)
sumber : http://sofiachyn27.blogspot.com/2017/10/zat-aditif-pengental.html

Zat Aditif Pemberi Aroma

ZAT ADITIF (PEMBERI AROMA)
ZAT ADITIF 

Zat aditif adalah zat yang biasa ditambahkan kedalam suatu jenis makanan atau minuman, sehingga makanan atau minuman tersebut lebih menarik. Umumnya, zat aditif tidak memiliki nilai gizi. Zat ini berfungsi untuk mengawetkan makanan, menambah rasa dan aroma, dan mempermudah proses pembuatan makanan ataupun minuman.
Pada zaman dulu, teknik pengolahan makanan hanya menggunakan bahan-bahan alami, seperti kunyit, cabe, gula, pandan, dsb. Karena manusia tidak hanya puas dengan bahan alami dalam memenuhi kebutuhan dan peningkatan kualitas hidupnya, maka dibuatlah bahan sintesis.

Zat aditif sintesis aman dikonsumsi selama masih dalam ambang batas aman penggunaannya. Batas penggunaan bahan makanan ini, diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/Menkes/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan, berdasarkan ADI (Acceptable Daily Intake), yaitu tidak menimbulkan bahaya jika dikonsumsi oleh manusia dengan dasar perhitungan yaitu perkilogram berat badan.

PEMBERI AROMA 

Hasil gambar untuk zat aditif pemberi aroma Hasil gambar untuk zat aditif pemberi aroma buatan


Zat Pemberi Aroma
Zat pemberi aroma banyak digunakan dari golongan ester dengan rasa atau aroma buah. Kebanyakan zat pemberi aroma digunakan dalam minuman.
Contoh :
1. Benzaldehida untuk pemberi aroma buah lobi-lobi
2. Etil butirat untuk pemberi aroma buah nanas
3. Amil asetat untuk pemberi aroma buah pisang
4. Amil valerat untuk pemberi aroma buah apel
5. Isoamil asetat untuk pemberi aroma buah pisang ambon
6. Isobutil propionat untuk pemberi aroma buah rum
7. Oktil asetat untuk pemberi aroma buah jeruk
8. Metil salisilat untuk pemberi aroma minyak gandapura (wintergreen).
9. Propil asetat untuk pemberi aroma buah pir.


sumber: http://sofiachyn27.blogspot.com/2017/10/zat-aditif-pemberi-aroma.html

Zat Aditif Penyedap

ZAT ADITIF (PENYEDAP)
ZAT ADITIF 

Pengertian Zat Aditif adalah zat tambahan yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan dengan suatu tujuan tertentu.
Menurut Wikipedia, aditif makanan adalah bahan tambahan makanan yang dengan sengaja ditambahkan dalam jumlah kecil.
Tujuan penambahan zat aditif adalah untuk memperbaiki penampakan makanan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan.
Selain itu penggunaan aditif makanan dapat meningkatkan nilai gizi seperti mineral, protein dan juga vitamin.
Penggunaan aditif makanan ini awalnya berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang disebut dengan zat aditif alami. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan zat aditif dibuat dari bahan kimia.
                                        PENYEDAP 
Hasil gambar untuk zat aditif penyedap  Hasil gambar untuk zat aditif penyedap
Zat penyedap rasa


kita dapat membedakan, zat penyedap rasa:
a   a)    Zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, misalnya: daun pandan, daun salam, daun jeruk untuk pewangi. Potongan-potongan tulang untuk rasa daging. Sari buah memiliki rasa buah.

b) Zat penyedap cita rasa yang berasal dari hasil sintesis:
 (a) Oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap ini
 (b) Etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan
 (c) Amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang;
(d) Amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah apel.

Penyedap sintetik yang sangat populer di masyarakat adalah vetsin atau MSG (mononatrium glutamat). Di pasaran, senyawa tersebut dikenal dengan beragam merek dagang, misalnya Ajinomoto, Miwon, Sasa, Royco, Maggi, dan lain sebagainya. MSG merupakan garam natrium dari asam glutamat yang secara alami terdapat dalam protein nabati maupun hewani. Daging, susu, ikan, dan kacangkacangan mengandung sekitar 20% asam glutamat. 
Oleh karena itu, tidak mengherankan bila kita mengkonsumsi makanan yang mengandung asam glutamat akan terasa lezat dan gurih meski tanpa bumbu-bumbu lain. Keunikan dari MSG adalah bahwa meskipun tidak mempunyai cita rasa, tetapi dapat membangkitkan cita rasa komponen-komponen lain yang terkandung dalam bahan makanan. Sifat yang semacam itu disebut dengan taste enhancer (penegas rasa).
contophnya ; 
  • Alami : Kunyit, kayu manis, lengkuas, lada, serai dan rempah-rempah lainnya.
  • Buatan : Monosodium Glutamat (MSG) Garam inosinat, Garam Guaniat.
sumber : http://sofiachyn27.blogspot.com/2017/10/zat-aditif-penyedap.html

Zat Aditif Pengawet

zat aditif, PENGAWET
Bahan pengawet adalah sebuah zat atau bahan kimia yang ditambahkan ke dalam produk seperti makanan, minuman, obat-obatan, cat, sampel biologis, kosmetik, kayu, dan produk lainnya untuk mencegah terjadinya dekomposisi yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan mikroba atau oleh perubahan kimiawi. Secara umum, pengawetan dilakukan melalui dua cara, yaitu secara kimiawi atau fisik. Pengawetan kimiawi melibatkan penambahan senyawa kimia ke dalam produk. Pengawetan fisik melibatkan berbagai proses seperti pembekuan atau pengeringan.[1] Bahan pengawet aditif makanan mengurangi risiko keracunan makanan, mengurangi paparan mikroba, dan mempertahankan kesegaran serta kualitas nutrisi produk tersebut. Beberapa teknik fisik untuk mengawetkan makanan diantaranya dehidrasi, radiasi UV-C, pengeringbekuan, dan pembekuan. Teknik pengawetan kimiawi dan fisik terkadang dikombinasikan.

Pengawet antimikroba[sunting | sunting sumber]

Bahan pengawet antimikroba digunakan untuk mencegah terjadinya degradasi oleh mikroba. Metode ini merupakan tipe pengawetan yang paling tradisional dan merupakan jenis terlampau dari metode pengawetan-lampau seperti pembuatan acar dan penambahan madu untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan memodifikasi tingkat pH. Pengawet antimikroba yang paling umum digunakan adalah asam laktat. Pengawet antimikroba yang umum digunakan dijelaskan pada tabel berikut.[2][3][4] Nitrat dan nitrit juga merupakan antimikroba.[5][6] Mekanisme rinci senyawa kimia ini berkisar dari penghambatan pertumbuhan bakteri hingga penghambatan enzim tertentu.
Nomor ESenyawa kimiaKeterangan
E201 – E203asam benzoatnatrium benzoatdigunakan dalam makanan asam seperti selaisaus saladjusacarminuman berkarbonasikecap
E214 – E219hidroksibenzoat dan turunannyastabil pada rentang pH yang lebar
E270asam laktat-
E249 – E250nitritdigunakan dalam daging untuk mencegah toksin botulisme
E251 – E252nitratdigunakan dalam daging
E280 – E283asam propionat dan natrium propionatmakanan yang dipanggang
E220 – E227sulfur dioksida dan sulfitumum untuk buah-buahan
E200 – E203asam sorbat dan natrium sorbatumum untuk kejuwine, makanan yang dipanggang

Hasil gambar untuk PENGAWET   Hasil gambar untuk PENGAWET

Antioksidan[sunting | sunting sumber]


Jalur radikal bebas pada fase pertama dari rancidifikasi oksidatif lemak. Proses ini diperlambat oleh antioksidan.
Proses oksidasi merusak sebagian besar makanan, terutama yang memiliki kandungan lemak yang tinggi. Lemak cepat menjadi tengik bila terpapar oksigen. Antioksidan mencegah atau menghambat proses oksidasi. Aditif antioksidan yang paling umum adalah asam askorbat (vitamin C) dan askorbat.[7] Karenanya, antioksidan biasanya ditambahkan ke minyak, keju, dan keripik.[2] Antioksidan lainnya termasuk turunan fenol BHABHTTBHQ dan propil galat. Agen ini menekan pembentukan hidroperoksida.[3]Pengawet lainnya termasuk etanol dan metilkloroisotiazolinon.
Nomor ESenyawa kimiaKeterangan
E300-304asam askorbatnatrium askorbatkeju, keripik
E321hidroksitoluena terbutilasihidroksianisola terbutilasijuga digunakan dalam pengemasan makanan
E310-312asam galat dan natrium galatpemerangkap oksigen
E220 – E227sulfur dioksida dan sulfitminuman, wine
E306 – E309tokoferolaktivitas vitamin E
Berbagai bahan ditambahkan untuk menyerap ion (menonaktifkan) logam yang jika tidak mampu mengkatalisis oksidasi lemak. Bahan yang umum digunakan adalah dinatrium EDTAasam sitrat (dan sitrat), asam tartarat, dan lesitin.[1]

Senyawa nonsintetik untuk pengawetan makanan[sunting | sunting sumber]

Enzim target asam sitrat dan askorbat yang mendegradasi buah-buahan dan sayuran, misalnya, fenolase yang mengubah permukaan apel yang telah dipotong dan kentang menjadi berwarna cokelat. Asam askorbatdan tokoferol, yang adalah vitamin, adalah pengawet yang lazim digunakan. Pengasapan melibatkan paparan makanan kepada berbagai jenis fenol, yang merupakan antioksidan. pengawet alami termasuk ekstrak rosemaryhopgaramgulacukaalkoholtanah diatom dan minyak jarak.
Pengawet tradisional, seperti natrium benzoat telah menyebabkan masalah kesehatan di masa lalu. Studi mengenai benzoat menunjukkan bahwa senyawa ini dapat menyebabkan hipersensitivitas pada beberapa penderita asma. Hal ini menyebabkan pemeriksaan ulang pengawet alami yang terdapat pada sayuran.[8]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pengawet telah digunakan sejak zaman prasejarah. Daging asap misalnya memiliki kandungan fenol dan bahan kimia lain yang mampu menghambat pembusukan. Pengawetan makanan telah berkembang jauh selama berabad-abad dan telah berperan dalam meningkatkan ketahanan pangan. Penggunaan pengawet kepada selain minyak tradisional, garam, cat, dan sebagainya dalam makanan dimulai pada akhir abad ke-19, tetapi tidak menyebar luas sampai abad ke-20.[9]
Penggunaan pengawet kepada makanan sangat bervariasi tergantung pada negara pengguna pengawet tersebut. Banyak negara berkembang yang tidak memiliki aturan kuat untuk mengatur bahan tambahan makanan menghadapi baik tingkat berbahaya dari bahan pengawet dalam makanan tersebut atau menghindari penuh makanan yang dianggap tidak wajar atau asing. Negara-negara ini juga telah terbukti bermanfaat dalam studi kasus mengenai penggunaan bahan pengawet kimia, karena mereka telah baru-baru ini diperkenalkan kepada bahan tersebut.[10] Di daerah kumuh perkotaan dari negara-negara yang sangat padat penduduk, pengetahuan tentang kandungan dan komposisi makanan cenderung sangat rendah, meskipun mereka mengkonsumsi makanan impor.[11]

Kesadaran masyarakat terhadap pengawetan makanan[sunting | sunting sumber]

Kesadaran masyarakat terhadap pengawetan makanan sangat tidak merata.[12] Orang Amerika memiliki persepsi bahwa penyakit yang ditularkan melalui makanan terjadi lebih sering terjadi di negara lain. Hal ini mungkin benar, tetapi terjadinya penyakit, perawatan di rumah sakit, dan kematian masih cukup tinggi. Diperkirakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Center for Disease Control, CDC) bahwa setiap tahunnya terdapat 76 juta pasien berpenyakit, 325.000 pasien yang dirawat di rumah sakit, dan 5.000 kematian terkait dengan penyakit karena makanan.[13]
Peningkatan permintaan untuk produk-produk makanan segar siap-untuk-dikonsumsi telah menyebabkan tantangan bagi distributor makanan mengenai keamanan dan kualitas makanan mereka. Pengawet buatan memenuhi beberapa tantangan ini dengan menjaga kesegaran untuk waktu yang cukup lama, tetapi bahan pengawet ini juga dapat menyebabkan efek samping negatif. Natrium nitrit adalah pengawet yang digunakan dalam daging, hamsosishot dog, dan daging babi asap untuk mencegah botulisme. Zat ini melayani fungsi penting untuk mengendalikan bakteri yang menyebabkan botulisme, namun natrium nitrit dapat bereaksi dengan protein, atau selama makanan dimasak pada suhu yang tinggi, membentuk N-nitrosamin karsinogenik.[6] Zat ini juga dikaitkan dengan kanker pada hewan laboratorium.[14] Natrium benzoat yang biasa digunakan telah diketahui mampu memperpanjang umur simpan botol pasta tomat selama 40 minggu tanpa kehilangan kualitas.[7] Banyak produsen makanan telah mereformasi produk mereka untuk menghilangkan kombinasi ini, tapi risiko tersebut masih tetap ada.[14] Konsumsi natrium benzoat juga dapat menyebabkan hiperaktivitas. Selama lebih dari 30 tahun, telah terjadi perdebatan tentang apakah benar atau tidak pengawet dan bahan tambahan makanan lainnya dapat menyebabkan hiperaktivitas. Penelitian telah menemukan bahwa mungkin ada kenaikan hiperaktivitas di antara anak-anak yang mengkonsumsi pewarna buatan dan bahan pengawet benzoat dan yang sudah secara genetika cenderung hiperaktif, tetapi studi ini tidak sepenuhnya konklusif. Hiperaktivitas hanya meningkat dalam taraf yang sedang, serta tidak adanya kesimpulan apakah pengawet, pewarna, atau kombinasi dari keduanya yang bertanggung jawab atas peningkatan hiperaktivitas tersebut.

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_pengawet


sumber : http://adelliarh.blogspot.com/2017/10/zat-aditif-pengawet.html

Laporan Pembuatan Roket Air

LAPORAN PEMBUATAN ROKET AIR KELOMPOK 2 : 1.        Alifah Salma Tsabitah                           (03) 2.        Ambar Puspit...

 
latifah zahra Blog Design by Ipietoon